LAMMANG KHAS JENEPONTO
Lammang di Pasar Allu Paccelang, Kecamatan Bangkala Jeneponto, pinggi jalan poros Jeneponto-Makassar, Minggu
Berjualan makanan khas Kabupaten Jeneponto, Lammang, mendatangkan rupiah melimpah untuk Awing (43).
Penjual Lammang di Pasar Allu Paccelang, Kecamatan Bangkala Jeneponto ini mampu meraup untung jutaan rupiah sehari.
Sudah lima belas tahun Awing menjajakan Lammang di pinggir jalan poros Jeneponto-Makassar tersebut.
“Lima tahun lalu modal saya 50 ribu rupiah, Alhamdulillah sekarang 11 sampai 12 juta per hari,” katanya saat dihampiri tribunjeneponto.com, Minggu (24/1/2016).
Modal Awing untuk produksi Lammang Rp 10 juta.
Usaha Lammang Awing memang dikenal “kakap” di kawasan ini.
Dia mempekerjakan 16 karyawan.
Karyawan itu adalah tetangga-tetangga Awing sendiri.
“Pemintaan Lammang banyak, jadi saya menginspirasi tetangga-tetangga untuk berjualan Lammang,” katanya.
Lammang atau tumbu’ menurut bahasa Bugis-Makassar, adalah menu makanan berbahan dasar beras ketan hitam atau putih yang dicampur santan.
Adonan itu kemudian dimasukkan ke dalam bambu
Selanjutnya dipanggang.
Rasanya, gurih di lidah.
Awing berbagi tips buat Anda yang ingin membuat Lammang.
Sediakan:
Beras ketan 1 liter
Santan 1 liter dari satu butir kelapa
Secukupnya garam
Bambu muda dengan diameter tujuh atau delapan sentimCara:
1. Cuci bersih beras ketan, kemudian campur garam dan santan
2. Lapisi bambu dengan daun pisang
3. Masukkan adonan beras tadi ke bambu hingga penuh
4. Bakar lemang dengan posisi tengah, miringkan sedikit
5. Putar-putar bambunya agar Lammangnya merata.
6. Jika sudah masak, keluarkan lammang dari bambu.eter
Daun pisang
Warung Lammang Awing di Pasar Allu Paccelang, Kecamatan Bangkala Jeneponto, pinggi jalan poros Jeneponto-Makassar,
Awing saat memasak Lammang di Pasar Allu Paccelang, Kecamatan Bangkala Jeneponto, pinggi jalan poros Jeneponto-Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar